|
14 Nov 2008 Learn to Drive a Car77104 Belajar Mengemudikan Mobil Catatan: Ini hanyalah panduan untuk kamu yang merasa khawatir untuk belajar mengemudi. Note: This is only a guidance for you who feel not right to learn how to drive a car. Lampu merah berganti hijau. Mobil-mobil bergerak maju. Sebuah mobil berwarna abu-abu mengantri di sisi kanan. Mobil-mobil di depan mobil tersebut bergerak menikung ke kanan satu per satu di pertigaan jalan. Mobil tersebut melaju melewati tikungan tanpa menikung ke kanan. Seorang polisi membuat tanda dengan tangannya. Mobil itu melambat dan merapat ke kanan. Polisi itu mendekat. The red light turns green. Cars move forward. A grey car queues on right side of the road. The cars in front of it turn right one by one on the corner. A police makes a sign with his hands. The car slows down and stops on the road-side. The police is approaching. "Boleh saya lihat SIM dan STNK-nya?" "Can I see your driving license?" SIM dan STNK diserahkan kepada polisi. Polisi itu memasukkan SIM dan STNK ke kantongnya. Driving license is given to the police. The police puts it in his pocket. "Tolong ikut ke pos!" "Please proceed to the post!" SIM dan STNK diserahkan kepada polisi lain di pos. The police gives the driving license to another police in the post. Apa yang terjadi? Pengemudi mobil berwarna abu-abu itu melanggar peraturan lalu-lintas. Dia harus menikung ke kanan karena dia ada di sisi kanan, tapi dia terus lurus dan melewati tikungan itu. What happened? The driver of the grey car broke a rule. The driver must not move forward. He must turn right because he is on the right side, but he did not. He kept moving forward and passed the turning point. Apakah hal tersebut mengesalkan? Ya, hal tersebut mengesalkan bagi pengemudi, tapi hal tersebut mungkin menyenangkan bagi polisi. Is that terrible? Yes, it is for the driver, but it may not be for the police. Apa yang aku pertimbangkan ketika aku akan belajar mengemudi?
What I considered when I was about to learn driving were:
Beberapa orang menganggap bahwa hal-hal tersebut tidak perlu untuk dipertimbangkan, tapi aku adalah orang yang berhati mulia. Orang yang berhati mulia tidak ingin membuat orang lain berada dalam kondisi sulit. Aku pun begitu. Hal inilah yang membuat aku terlambat untuk menguasai teknik-teknik mengemudi dibandingkan dengan teman-teman seangkatanku. Some people think that those things are not important to be considered, but I am a noble-hearted person. A noble-hearted person, like me, does not wish to put others in a complicated condition. This matter made me late to master driving techniques compared to my friends. Aku pernah tidak ingin bisa mengemudikan mobil, tapi hal itu berubah ketika aku menyadari hal tentang temanku. Setiap orang perlu transportasi, begitu juga dengan aku. Aku sering pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan angkutan umum. Aku juga sering diantar oleh temanku untuk bepergian. Temanku ini adalah orang yang berhati lebih mulia dari aku. Dia rela meluangkan waktunya dan mendapat kesulitan untuk menjemput aku sebelum kami pergi bersama. Aku menyulitkan dia. I have not been interested in being capable to drive a car. That changed when I realized something about my friend. Everyone needed transportation and I needed too. I used to use public transportation. I was also often picked and delivered by my friend. This one, my friend, is a more noble-hearted person than I am. He gives his time to pick me. I troubled him. Aku sudah bukan orang yang berhati paling mulia. Selain itu, aku juga masih akan berhadapan dengan resiko yang akan aku tanggung setiap kali aku belajar mengemudi atau aku mengemudikan kendaraan sendiri. Sebuah buku yang aku baca memberiku pandangan tentang hal ini. Berikut adalah kutipan dari buku tersebut: Now I am not the most noble-hearted person anymore. Besides that, I also still have to deal with risks everytime I learn how to drive or when I drive. A book that I read give me some views about this. Here are a quote from the book:
Robert T. Kiyosaki - "The Cashflow Quadrant" Setelah aku membaca buku itu, aku semakin yakin untuk belajar mengemudi. Sebenarnya, segala hal punya resiko masing-masing. Penggunaan kendaraan umum kadang-kadang tidaklah aman. Dalam kendaraan umum mungkin ada copet atau lainnya. Kendaraan umum juga tidak selalu ada ketika kendaraan itu dibutuhkan. Ketika aku menunggu kendaraan umum, aku juga tidak aman. Di sana mungkin ada anggota gang atau lainnya. Teman harus mengantar dan menjemput juga bisa mengakibatkan teman malas untuk mengajak aku pergi. Empat hal yang aku sebutkan di atas juga adalah resiko. Ketika semua hal beresiko, kenapa aku tidak mengambil resiko dan belajar? Lalu aku pun memutuskan untuk belajar mengemudi. After I read the book, I was sure that I wanted to learn how to drive a car. Actually everything has its own risks. Sometimes, using public transportation is not safe. In public transportation, there might be pickpockets, or otherwise. Public transportation is not always be there when it is needed. When I am waiting for the public transportation, I am also not safe. There might be gangsters, or otherwise. Having friends to pick and deliver me can make them lazy to ask me to go out. Four reasons that I have mentioned above are also risks. When everything has their own risk, why should not I take them and learn from them? Then I decided to learn how to drive a car. Sejak aku belajar mengemudikan mobil sampai aku sering mengemudikan mobil sendiri, hal-hal yang aku pertimbangkan itu memang terjadi. Hal-hal itu memang tidak menyenangkan, tapi aku belajar berbagai hal, seperti:
Since I learned how to drive a car until I could drive a car by myself, things that I had considered were happened. Those are unpleasant, but I learned many things, such as:
Setelah aku bisa mengemudikan mobil, aku merasa lebih bebas. Aku punya lebih banyak pilihan resiko yang dapat aku pilih. Sebagai pengendara mobil, aku punya kesempatan untuk membawa lebih banyak barang. Aku juga punya kesempatan untuk mengajak teman untuk pergi bersama. Aku pun punya kesempatan untuk mengatur waktuku dengan lebih baik, termasuk waktu pulang malam, waktu pergi pagi, dan lain-lain. Selain itu, aku juga tidak akan terciprat genangan air lagi ketika aku bepergian. After I was able to drive a car, I felt free. I have more choice about risk that I want to take. As a driver, I have chances to bring more things. I also have chances to ask friend(s) to go out together. I also have chance to set my schedule better, including time to get home at night, time to go in the morning, etc. Besides that, I will also not get wet with puddle when I walk around. Apakah kamu juga tertarik untuk belajar mengemudikan mobil? Now, it is up to you. Are you interested in learning how to drive a car?
Written by: adhi |