Every time I finished my computer programming lab, I and also all the people who take it will get a problem as a test (they will count the result for my grade). Let me present you one of my programming test back then:

Setiap kali, aku selesai menjalani lab pemrograman komputer, aku dan semua mahasiswa lainnya akan diberi soal test (dan nilainya akan berpengaruh pada nilai akhir). Salah satu contoh soal tes akhirku, seperti tercantum di bawah ini:

Input: row, e.g.: 3
Output:
  1   2
    3
  4   5

Setiap kali, aku selesai menjalani lab pemrograman komputer, aku dan semua mahasiswa lainnya akan diberi soal test (dan nilainya akan berpengaruh pada nilai akhir).

Every time I finished my computer programming lab, I and also all the people who take it will get a problem as a test (they will count the result for my grade).

Salah satu contoh soal tes akhirku, seperti tercantum di bawah ini:
Let me present you one of my programming test back then:

Input: row;baris, e.g.: 3
Output:
   1   2
     3  
   4   5

Q: Ada berapa cara untuk menyelesaikan soal tersebut?
A: Dengan tangan terbuka, aku menyatakan bahwa seluruh jari kamu tidak akan cukup untuk menghitung banyak cara yang mungkin dibuat untuk menyelesaikan soal tersebut.

Q: How many ways are there, to solve the problem?
A: With both of my hands widely open, I'm sure that there are more ways than all your fingers (even if you add your toes) which are possibly made to solve it.

Tapi, berapa banyak pun cara yang bisa digunakan, aku tidak dapat mengerjakan soal tersebut. Aku anggap aku gagal menjalani tes tersebu dan aku tidak mau gagal lagi, setelah keluar dari lab, aku membahas soal tersebut bersama temanku hingga aku temukan jawabannya.Ternyata caranya sangat sederhana, aku merasa konyol sekali mengingat aku tidak dapat menjawabnya.

But, even there are so many ways, I still couldn't make it. I assumed that I had failed the test and I didn't want to fall in the same hole again, so after the lab finished, I asked my friend how to do it. He gave me several hints, and unexpectedly it was so easy, I imagined how foolish I am to not be able to think about it.

Lalu, kami berjalan menuju ke tempat makan, aku cukup lapar tadi pagi aku tidak sempat sarapan. Di jalan, kami bertemu dengan seorang teman kami (cewe), basa-basi (kurasa), dia bertanya tentang bagaimana kami menjalani tes yang tadi. Kami jawab secara bergantian, lalu kuberi gambaran singkat tentang soal tes tersebut. Ternyata, dia juga tidak tahu caranya, dan dia bertanya, 'Gimana'. Dengan senang hati, kujelaskan caranya, cara temanku yang ada tepat di dekatku.

Then, both of us went to a small restaurant, I was quite hungry since I hadn't eat anything this morning. On the way there, we met another friend, she asked how well we had done the test. I answered it, then my friend did, after that, I gave her some review about the test. Then, she also didn't know how to solve it, and she asked, 'How'. Then I explained to her how to, or more exact, how my friend, who standed near me do it.

Sepertinya tidak ada masalah dengan hal itu. Tapi lalu aku berpikir, ketika aku menjelaskan hal itu, akankah temanku kecewa, karena sebenarnya dia yang yang menemukan, dia yang lebih mengerti, dan dia yang seharusnya bangga dengan hal itu. Tentunya seharusnya dia yang menjelaskannya. Dia tidak berkata apa-apa dan hubungan kami hingga saat itu baik-baik saja, jadi kurasa bukan masalah.

It seemed there were no problems with it. But then I started to think that when I was doing it, probably my friend disappointed with me. Why? because actually he 'invented' it, he understood it better, and he who should be proud of it. Of course, he also more deserved to explain it. But, he did not say anything and our relationship until that moment occured also still ok. So, I was not a problem.

Ada beberapa tipe orang, ada orang yang suka menonjolkan diri dan ada yang tidak. Mungkin kebetulan aku bertemu orang yang tepat, sehingga tidak ada masalah dengan hal itu, tapi lain kali mungkin tidak. Jadi mungkin sebenarnya seharusnya kita lebih berhati-hati dalam menghargai orang lain.

There are several kinds of people, there are people who like to show up, but there are also people who do not. May be, I met the right person, luckily, so there were no problems occured. But, another time, may be I will not. So, actually, I think that we should be careful in respecting others.

Ada komentar?

Any comments?