|
1 Jan 2008 LIFE : FATE OR CURSE116734 Hidup: Takdir atau Kutukan 200? Beberapa orang menganggap ini adalah masa terbaik dalam hidup: tahun terakhir sekolah menengah umum. Salah satu hal terbaik yang kukenal di masa itu adalah "TURBO PASCAL", sebuah program kuno buatan sebuah perusahaan terkemuka. Aku menyukai program itu bukan karena program itu adalah program yang menarik, tapi aku bisa mendapatkan program-program menarik dari program itu. Pihak sekolahku meletakkan kendali atas beberapa mata pelajaran, seperti: matematika, fisika, biologi, dll. Murid-murid yang mengikuti lomba (atau olimpiade) untuk subjek-subjek tersebut dipilih oleh pihak sekolah. Aku bukan seorang murid berprestasi, bagaimana aku bisa mengikuti lomba-lomba tersebut? Tentu saja, aku tidak bisa. Di antara semua mata pelajaran tersebut, aku dan teman-temanku menemukan bahwa subjek komputer tidak dikendalikan oleh pihak sekolah. Itu adalah sebuah celah. Aku, dengan niat yang kurang mulia, bersama beberapa orang temanku mendaftarkan diri untuk mengikuti sebuah lomba. Itu adalah titik awalnya. Setelah itu, aku sempat mengikuti beberapa lomba lainnya bersama teman-temanku. Niatku adalah bolos sekolah tanpa mendapat sanksi. Syarat untuk mengikuti lomba-lomba tersebut adalah aku menguasai setidaknya pemrograman dengan "TURBO PASCAL", tapi aku tidak menguasainya bahkan sampai aku lulus sekolah menengah umum. Some people think that this is the best time in life: the last year of senior high school. One of the best thing that I got to know in that time was "TURBO PASCAL", an old program created by a famous company. I liked that program not because the program was interesting, but because I could have interesting programs from that program. My school was having the control for some academic subjects, such as: mathematics, physics, biology, etc. Students that were participating in competitiions (or olympiads) for those subjects were chosen by the school. I was not a student with good academic records, how could I join those competitions? Indeed, I could not. From those academic subjects, I and my friends found that computer subject was not controlled by the school. It was a hole. Then, with a not-so-glorifying intention, with some of my friends, applied to a comptetition. That was the starting point. After that, I joined some competitions with my friends. My intention was to be absent from school without being penalized. The criteria for joining the competition was, at least, capable of programming using "TURBO PASCAL", however I was not capable of using it even until I graduated from my senior high school. 200?+1 Walaupun aku mempunyai latar belakang di bidang komputer, tapi aku tidak memilih untuk masuk jurusan teknik informatika atau teknik-teknik lainnya yang berhubungan dengan komputer. Pada masa ini, perangkat lunak untuk berbagai kegiatan sudah tersedia. Aku pikir, lima tahun mendatang, tidak akan ada lagi program yang perlu dibuat (pemprogram tidak dibutuhkan). Even though I had a background in computers, I didn't choose to enter computer engineering courses or other engineering courses that are related with computers. In that time, software for various activities were available. I thought, in five years, there would not be more programs that need to be made (programmers are not needed). Aku diterima di sebuah perguruan tinggi swasta di kota kelahiranku dengan nomor registrasi 70. Itu berarti aku adalah orang ke-70 yang mendaftar masuk ke Teknik Industri, jurusan pilihanku. Itu juga berarti, aku adalah calon asisten di masa mendatang karena seniorku bilang, senior-seniornya yang memiliki nomor registrasi 70 adalah asisten pengajar. I was accepted in a private university in my hometown land with registration number 70. It meant that I was the 70th person who applied to Industrial Engineering, my chosen course. It also meant that I would be a teaching assistant in the future, because my seniors said, their seniors that had registration number 70 were teaching asistants. 200?+3 Aku mengikuti mata kuliah "PEMROGRAMAN KOMPUTER". Dalam mata kuliah tersebut, aku mempelajari "TURBO PASCAL". Aku sadar bahwa aku tidak memahami pemrograman, maka aku bertekad bahwa aku harus dapat berhasil dalam mata kuliah ini. Karena aku mengutamakan kepentingan jasmaniku, aku dan temanku sempat masuk kelas terlambat. Dosenku tidak suka akan hal itu, aku dan temanku berdiri di depan kelas, di hadapan teman-temanku yang lain. Aku tidak menyukai dosen itu, tapi aku tetap berusaha sebaik mungkin. Pada akhir semester, aku lulus dengan nilai A. I took the subject "COMPUTER PROGRAMMING". In that subject, I learned "TURBO PASCAL". I realized that I didn't understand programming, so I pleaded that I must succeed in this subject. Because I prioritized my physical needs, I and my friends ever entered the class late. My professor didn't like that, I and my friend needed to stand in the front of the class, in the front of my other classmates. I didn't like that professor, but still I tried as best as I could. In the end of the semester, I passed with A grade. 200?+4 Aku mendapat telepon dari "dosen itu". Apa yang terjadi? Aku ditawari untuk bekerja paruh waktu sebagai asisten pengajar pemrograman komputer. Hal ini kontras dengan apa yang telah terjadi dengan apa yang dikatakan oleh seniorku dulu, bekerja paruh waktu sebagai seorang asisten pengajar. Aku, dengan niat yang kurang mulia LAGI, setuju untuk bekerja paruh waktu. Aku akan mengajar tentang "TURBO PASCAL". Aku tidak berencana untuk menjadi asisten pengajar secara serius, tapi aku berencana untuk memanfaatkan fasilitas seorang asisten. I was called by "that professor". What happened? I was offered to work part-time as teaching assistant for computer programming. This thing was contrast with what happened with the thing that was said by my seniors in the past, working part-time as a teaching assistant. I, with a not-so-glorifying intention AGAIN, agreed to work part-time. I would teach about "TURBO PASCAL". I didn't plan to become a teaching assistant seriously, but I intended to exploit the facilities of assistants. 200?+5 Ini adalah tahun terakhirku. Aku mengerjakan tugas akhir. Siapa yang menjadi pembimbingku? Dia adalah "Dosen itu". Topik yang aku pilih adalah PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Hal yang dulu sempat aku prediksi akan berakhir. This was my last year. I was doing my final year project. Who became my supervisor? He is "That professor". The topic that I chose is INFORMATION SYSTEMS DEVELOPMENT. The thing that I predicted that it would end. Itu takdir atau kutukan? Takdir itu kejam, kutukan itu jahat. Aku pikir, apa yang aku alami bukanlah takdir atau kutukan, Itu semua terjadi karena aku memilih dan aku menjalani pilihanku. Jika itu adalah takdir atau kutukan, semua yang aku alami tersebut akan memberiku dampak negatif, tapi aku mendapatkan banyak pelajaran dari situ, jadi aku pikir itu pastilah sebuah anugrah..^^; Was that a fate or a curse? Fate is cruel, curse is evil. I think, what I experienced was neither fate or curse, All of them happened because I chose and performed my choice. If it was a fate or a curse, all things that I experienced would give me negative impacts, but I got a lot of lesson from there, so I think it must be a gift from God..^^; 200?+6 Apa yang akan terjadi dengan komputer? Kita semua (akan) tahu bagaimana. What will happen with computers? We (will) all know what will happen. Hidup itu indah. Selamat datang tahun 2008! Life is beautiful. Welcome year 2008! Paste this HTML code to your blog/site/comment/testimonial Or use this bbcode tag for forums
Written by: adhi |